Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Umum dan Pentingnya SMKPAU

Oleh : Eddy Suzendi, SH (Advokat LLAJ)

Bacaan Lainnya

Cirebon-sulseltoday.com Kasus kebakaran bus yang menimpa ex PO Haryanto menjadi cermin nyata dari lemahnya pengawasan dan pembinaan terhadap perusahaan angkutan umum.

Karena tidak terkontrol adanya penjual belian Bus keperusahaan lain. Kejadian ini tidak hanya menunjukkan ketidak berdayaan regulator, (Bidang angkutan sebagai pemberi izin ) tetapi juga pentingnya memiliki sistem yang efektif dalam mengelola keselamatan transportasi.

Lemahnya Pengawasan Regulator

Salah satu masalah mendasar yang terungkap adalah kurangnya data yang akurat mengenai perusahaan angkutan umum. Regulator seharusnya memiliki database yang mencakup jumlah kendaraan yang dimiliki oleh Perusahaan jumlah sopir, dan mekanik, serta status operasional masing-masing unit. Tanpa informasi ini, pengawasan menjadi tidak efektif dan menempatkan keselamatan penumpang dalam bahaya.

Berdasarkan PM 85 Tahun 2018, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) sangatlah krusial. Sistem ini tidak hanya berfungsi sebagai pedoman tetapi juga sebagai alat kontrol bagi perusahaan angkutan untuk memastikan setiap kendaraan yang beroperasi memenuhi standar keselamatan.

Pentingnya Monitoring dan Pembinaan

Monitoring dan pembinaan yang ketat juga harus menjadi fokus utama. Regulator perlu bekerja sama dengan dealer resmi dalam melakukan pemeriksaan berkala terhadap kendaraan. Ini mencakup pengecekan komponen-komponen yang rentan terhadap kerusakan, terutama pada kendaraan yang telah beroperasi dalam jangka waktu lama. Baut pengikat kabel, selang bahan bakar, dan sistem kelistrikan adalah beberapa area yang perlu diperhatikan secara serius.

Sistem kelistrikan, khususnya, dapat menjadi pemicu kebakaran jika tidak dirawat dengan baik. Pemasangan kabel yang tidak tepat dan tidak adanya pemeriksaan rutin dapat mengakibatkan korsleting yang fatal. Oleh karena itu, penting bagi pemilik bus untuk melakukan modifikasi dengan melibatkan dealer resmi dan memastikan bahwa setiap penambahan aksesori kelistrikan dilakukan dengan standar yang aman.

Disinalah peran penting regulator sebagai pengawas dan pembina perusahaan angkutan bukan hanya mengeluarkan izin Spionam, OSS atau Dokumen SMKPAU tapi bagaimana peran sebagai Regulator mampu dalam pengawasan dan Pembinaanya jangan lempar batu sembunyi tangan ketika kecelakaan terjadi selalu dalam kasus kasus kecelakaan membuat isu terhadap uji berkala padahal pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya amburadul.

Fungsi Pengujian Berkala

Penting untuk dicatat bahwa tugas pengujian berkala kendaraan bermotor adalah untuk memastikan bahwa kendaraan yang dioperasikan di jalan memenuhi persyaratan teknis laik jalan. Pengujian ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengawasan dan pembinaan yang harus dilakukan oleh regulator. Sebaliknya, pengujian berkala adalah langkah terakhir dalam proses untuk menjamin keselamatan kendaraan

Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan

Sesuai dengan PM 85 Tahun 2018, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kendaraan yang beroperasi dalam kondisi aman. Regulator harus mengambil inisiatif dalam melakukan pembinaan, bukan hanya memberikan izin semata. Kerja sama dengan dealer resmi atau dengan Unit Pengujian Berkala kendaraan bermotor, karena pemeriksaan kendaraan di perusahaan angkutan menjadi bagian integral dari proses ini.

Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan

Perusahaan angkutan umum memiliki tanggung jawab besar dalam pemeliharaan kendaraannya. Pengujian berkala seharusnya tidak menjadi satu-satunya indikator kelayakan kendaraan. Pemilik bus perlu memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi prima sebelum beroperasi. Pemeriksaan rutin oleh pengemudi, termasuk cek kabel, baut, dan kondisi AC, harus menjadi bagian dari prosedur standar operasional.

Peran Pengemudi dan Keselamatan Penumpang

Pengemudi juga memegang peranan penting dalam menjaga keselamatan. Sebelum berangkat, mereka harus melakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan tidak ada komponen yang longgar atau rusak. Selain itu, keberadaan alat pemadam api ringan (APAR) dan akses ke pintu darurat sangat krusial dalam memfasilitasi evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

Akhirnya, semua pihak harus menyadari bahwa menjaga keselamatan transportasi adalah tanggung jawab bersama. Regulator, perusahaan angkutan, dan pengemudi harus bekerja sama untuk mencegah kecelakaan. Tidak ada ruang untuk saling menyalahkan ketika terjadi insiden; sebaliknya, ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan sistem yang lebih baik, dengan dukungan data dan pembinaan yang memadai.

Kita tidak bisa menunggu sampai kecelakaan berikutnya terjadi. Sudah saatnya kita bertindak, bukan hanya karena kewajiban, tetapi juga demi keselamatan semua pengguna jalan. Mari tingkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab kita terhadap tugas dan fungsi masing-masing dalam dunia transportasi.

*Advokat LLAJ*

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *